Antek-Antek Partai Kesolidaritasan

Ya, Ada. GIRAS atau BOOYAH SQUAD atau apalah itu. Diketuai oleh siapa aku tidak tahu, karena kastaku disini memang hanya seorang petani yang sibuk memakmurkan negara dan juga memakmurkan diri sendiri. Sedangkan mereka sibuk memakmurkan kepentingan bersama. Ya, mendahului kepentingan bersama memang lebih bagus, Itu yang aku pelajari di Pendidikan Kewarganegaraan. Jangan salah, Petani ini juga berpendidikan, setara dengan antek-antek yang kalian puja itu.

Kembali ke topik, kepentingan bersama itu bagus, bagi mereka dan menurut PKN. Tetapi tidak bagiku, mungkin dikarenakan aku memang orangnya individualis atau sudah berussaha melamar kerja dimana-mana agar tidak menjadi petani tetapi tetap saja berakhir tragis. Antara aku ditolak atau di diskriminasi di lapangan kerja. Pokoknya, hidup sendiri untuk kepentingan sendiri harus aku utamakan. Karena nyatanya, mereka membantu kalaupun aku meninggal nanti. Membantu saat menggali kuburanku. Dan yang lain mereka perhitungkan dan menagih kembali di lain hari. Ya, ini nyata dan bukan cerita bohongan.

Mengapa aku menyebutnya seperti itu? Antek kesolidaritasan? karena menurutku mereka menyalahgunakan akta solidaritas. Tidak ada mereka menyebutkan kata itu, atau menerapkan apa yang dimaksud kata itu. Ya macam squad anak SMA lah, Geng anak SMA. Bukan Lifestyle yang cocok bagiku. Bukan orang orang yang cocok bagiku.

Kekecewaanku bukan dari seorang petani yang berhasil diterima bekerja di partai itu, atau seorang partai yang berpura-pura menjadi petani. Aku tidak akan pernah kecewa terhadap hal kecil seperti itu. Aku kecewa karena mereka berfikir aku berbeda. Mereka berfikir aku ini orang kaya, yang lifestylenya jauh dengan mereka. Ya, seorang pengemis dan seorang petani.

Petani yang tongkrongannya di warung kopi dan pengemis-pengemis yang tongkrongannya di bawah kolong jembatan. Mereka berfikir dengan begitu mereka tidak pantas bergaul denganku. Atau parahnya, mereka berfikir aku tidak pantas bergaul dengan mereka. Padahal aku sebenarnya bisa saja bergaul dengan mereka, hanya saja seperti yang aku bilang diatas. Bukan lifestyle yang cocok.

Bergaul disini ya berteman dengan sifat dan akhlak mereka. Bukan berteman diiming-iming nongkrong di bawah jembatan sembari memancing ikan. Aku tidak butuh uang, menongkrong di rumahku pun aku terima. Yang membuatku tidak nyaman itu ya justru sifat dari sebagian mereka.

Aku tidak butuh undangan, tetapi tetap saja kalian bersikeras mengundangku. Saat akud atang pun aku berharap kasta kita sama, tetapi tetap saja ada yang membedakan kita. Mau itu secara langsung dari pembicaraan para antek itu atau secara tidak langsung, yang keluar dari mata mereka.

Aku tidak butuh undangan, Tidak butuh belas kasihan, jalanilah hidup kalian dengan prinsip solidaritas itu, dan biarkan aku mengurung diri di tempurung kelapa ini.

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started