Ayahmu yang bersahabat dengan Jarak

Apa sih, perspektif orang ketiga mulu. Blog ini didedikasikan untukmu nanti, untuk 1 atau mungkin 4 pembaca khusus. Yang di doakan sih 2 Lelaki dan 2 perempuan tetapi bisa saja yang lahirnya 4 perempuan sekaligus? atau 4 perempuan lelaki semua? atau mungkin kalian ada yang transgender? Tidak apa-apa, 2019 sudah banyak orang yang lebih terbuka. Apapun yang kalian lakukan, ayahmu akan dukung. Ayahmu dengan pemikirannya yang dangkal memperbolehkan kalian melawan arus dunia, berpindah agama asalkan tidak mencuri atau menjual narkoba.

Ya ayahmu dengan pemikiran terbuka ini menganggap semuanya itu normal. Temannya yang narkoba masih ditemani sampai sekarang, diperjuangkan olehnya agar masih bisa berhubungan, entah apa alasannya menurut kami itu jelas suatu kebodohan. Teman yang sudah ingin menutup bukunya malah ditambah lagi lembaran demi lembaran hidup baru oleh ayahmu. Hanya dengan sebuah permintaan maaf dan secercah harapan yang diberikan ayahmu itu buku itu menjadi lebih tebal. Setidaknya lebih tebal beberapa lembar.

Ayahmu yang mengidolakan lelaki yang feminim, lelaki yang juga berniat untuk mengakhiri hidupnya, lelaki yang tidak kuat, lelaki yang sedang bertarung melawan dunia hanya untuk mendapatkan perkataan “iya” atau “silahkan”, lelaki yang bukan lelaki. Idolanya itu menjadi cacian seluruh dunia, padahal diam diam mereka seperti menelan air peju yang dikeluarkannya. Air Keringat mereka disimpan secara diam diam dan dijadikan air mandi oleh seluruh dunia. Suara yang mereka bilang parau dan fals itu diam diam dicintai oleh mereka. Dan yang di anjing anjingkan adalah ayahmu. Kami muak, dia pun muak, ayahmu juga ikut muak. Apa salahnya dia mengidolakan seseorang yang ternyata tidak feminim? Seorang lelaki yang bukan seorang lelaki? Mengapa ayahmu yang kena batunya? Ia tidak melempar apa-apa, justru kalianlah yang memulai ini semua. Biarkan dia bahagia untuk saat ini saja.

Kami muak dengan manusia, mungkin dia juga tau bahwa dia muak dengan manusia. Hari ini dia kembali bersahabat dengan jarak. 3 kilometer menemaninya selama 30 menit. Beserta kualitas udara yang sangat asam. Setidaknya mereka tidak berkata apa-apa. Angin yang berhembus pun tidak membisikiku sedikitpun, jadi aku yakin dia juga tidak peduli. Perjalanan yang penuh dengan kekacauan yang membuatku tertidur lelap. Tetapi ia tetap terjaga.

Ya, Aku terjaga karena aku yang berjalan menempuh 3 kilo ini. Bermodalkan tas punggung berisikan baju bekas keringat dan gawai yang tidak berguna sama sekali, kuputuskan untuk jalan setelah mengeyam waktu bersama mereka, mengenyam waktu bersamanya.

Oh kau tidak tau berapa lama aku ingin berdiam diri di sekolah, hanya saja ada 1 orang tertentu yang aku tau matanya selalu tepat berada di diriku. Mengundang rasa predator yang tinggi, aku kalah, pulang dengan berjalan kaki embel-embel olahraga.

Aku berteman dengan alam, dengan ojek yang menawarkan jasa di tengah jalan, bercakap dengan orang yang berpura-pura menjadi ojek, berbelanja di Alfamart. Semua aku lakukan seakan aku berada di game. Level yang masih dalam kategori exploring atau gathering.

Level yang dimana kamu masih berada. exploring atau gathering. Aku sebagai ayahmu berharap kamu bisa membaca pos ini dari ratusan pos yang ayahmu sudah buat nanti. Ini adalah sebuah permulaan dari permainan yang akan kalian mulai nanti. Ini bukan cerita, tetapi sebuah undangan. Di SMA, aku meninggalkan beberapa pesan dalam bahasa inggris. Semoga tembok sekolah belum di cat ulang. Kalaupun di cat ulang, ayahmu ada cara lain. Silahkan mencari, dimulai dari tanggal 17 Januari 2020, dimana adeknya berulang tahun saat itu.

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started