Berkedok

Kangen berkedok Chat Whatsapp. Pada kehidupan nyatanya, ayahmu tidak hidup dalam era tulis menulis surat menggunakan tinta dan bulu ayam, mungkin beberapa kali ayahmu mengecam kehidupan era modern ini dan kembali ke masa penjajahan, tetapi ia juga tahu, jika lahir dalam keadaan dunia tersebut, tinggal menunggu bom waktu kematiannya untuk orang lemah lembut tanpa ada otot terbentuk meledak dan merenggut nyawanya.

Yah begitulah, kembali ke hari ini dimana ayahmu mendapatkan pesan yang tiba-tiba datang entah darimana, tak ada hujan, tak ada angin, tak diundang. Jam 19:54 panggilan akrab atas nama ayahmu ini muncul di bilah notifikasi. Panggilan khusus orang ini saja yang diizinkan untuk menyebut nama ayahmu itu, kalaupun ada orang lain, yang jelas ayahmu hanya tau satu orang ini saja dan pasti orang lain itu akan dikoreksi untuk menggunakan “Raf” atau “Rafli”.

Gembira? Bingung? Yang jelas, campur aduk. Kapan terakhir kali mereka berdua chat tanpa ada orang ketiga? Kurang lebih 1 Bulan yang lalu, Kapan terakhir kali mereka berdua mesra-mesraan? Ya 1 Bulan yang Lalu juga. “Halah, 1 Bulan saja, ta kira udah berapa lama”. Mungkin itu yang ada di pikiran pembaca, atau anakku tercinta, Tetapi tolonglah tanya ayahmu itu lagi, bagaimana sepinya hidupnya saat SMA, dan ada “teman” untuk bermesra-mesraan saja akan membuat dia senang bukan kepalang.

“Rapli”

“Ya”

“Minta stiker dung”

“Yang aneh-aneh”

“WA?”

Sebenarnya apa sih esensi stiker? Ayahmu lebih senang menggunakan emotikon sederhana seperti; :), XD, 😉 dan lain-lain.

Ya persetan dengan perdebatan stiker dan emotikon, ayahmu bukan pengguna WA sejati, bukan pengguna stiker pada umurnya yang sekarang. Yang ayahmu tau, betapa anehnya percakapan dibuka dengan alasan meminta stiker, apa ini masih jamannya Blackberry Messenger dengan Text Happy Birtday alaynya yang semuanya minta copas itu?

Ayahmu yakin, dan benar-benar berharap, bahwa ia sejujurnya kangen. Bangga bahwa ayahmu di chat duluan, semoga saja benerang kangen.

Apa perlu lanjutan chatnya? Kalau perlu tanya saja ke ayahmu, sudah disimpan ke awan milik ayahmu.

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started